Muqadimah

Puncak Geological Islamic, 21 November 2014 - Seminar Nasional "Proud to be Moslem" oleh Birrul Qodriyah (duta bidik misi Indonesia, mahasiswa berprestasi UGM, mahasiswa berprestasi nasional terinspiratif 2013), Ahmad Rifa`i Rif`an (penulis buku best seller Tuhan, Inilah Proposal Cintaku dan Maaf Tuhan, Aku Sedang Sibuk), Training motivasi oleh Asdin Al Mufiid (trainer dan motivator muda Indonesia)

Selasa, 24 Juni 2014

Pendaftaran



 POSTER TERBARU

BUKU PANDUAN DAN 
FORMULIR PENDAFTARAN TERBARU
Formulir Pendaftaran Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur`an (LKTIA) Tingkat Nasional dapat dibuka di link berikut Formulir Pendaftaran

Buku Panduan Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur`an (LKTIA) Tingkat Nasional dapat dibuka di link berikut Buku Panduan

LKTI Al-Qur`an Tingkat Nasional, GID 1435H

POSTER TERBARU


A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh melalui serangkaian proses pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermar­tabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kreativitas dan aktivitas sangat penting untuk diberdayakan guna mengembangkan potensi diri manjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah S.W.T., berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.
Indonesia merupakan saah satu negara yang memiliki ideologi yang menjunjung tinggi kepercayaan yang dianut oleh agamanya. Tercatat di tahun 2010 lebih dari 87% penduduk Indonesia merupakan pemeluk Islam, agama rahmatan lil`aalamiin segala zaman untuk semua kalangan sosial. Agama yang memiliki tuntunan suci berupa Al-Qur`an sebagai wahyu dari Allah S.W.T. yang diberikan pada Muhammad, Nabi pembawa pelita benderang umat sejagat raya.
Konteks tuntunan Al-Qur`an tidak pernah usang dengan kemajuan zaman yang semakin berkembang secara eksponensial, bahkan tak urung menjadi petunjuk dan pedoman ideal dalam pengembangan teknologi kekinian, perumusan tata norma dalam masyarakat, indikator kebenaran (haq) dan kesalahan (bathil), bahkan menjadi simbol keagungan maha karya dan karsa dari Ilahi di tengah berkembangnya aneka sastra dari manusia. Keindahan bahasa dan kedalaman makna dari Al-Qur`an adalah suatu hal yang perlu digali oleh umat Islam untuk mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak luput dari nilai-nilai ilahiyyah. Melihat latar belakang tersebut, sudah semestinya setiap generasi muda menjadi sosok islami yang mampu menggunakan wasiat Nabi: Al-Qur`an dan Al-Hadits menjadi salah satu dasar pokok dalam berpikir menuju kemajuan. Dengan demikian, melalui rangkaian GID (Geological Islamic Day) akan dilaksanakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur`an tingkat nasional.

B. TEMA DAN SUBTEMA
Tema umum dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur`an ini adalah “Menggali Pengetahuan dalam Al-Qur`an Guna Menghadapi Tantangan Perkembangan Zaman di Segala Bidang”.
Adapun 6 subtema yang dapat diambil meliputi:
  1. Al-Qur’an dan kaitannya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
  2. Al-Qur’an dan kaitannya sebagai solusi masalah korupsi, ekonomi, dan enterpreneurship.
  3. Al-Qur’an dan kaitannya dengan eksistensi seni, sastra, dan karya cipta manusia.
  4. Al-Qur’an dan kaitannya dalam mewujudkan sistem dan metode pendidikan yang ideal.
  5. Al-Qur’an dan kaitannya dalam penggalian nilai-nilai sejarah manusia yang terlupakan.
  6. Al-Qur’an dan kaitannya dalam pemecahan masalah akhlaq, adab, serta nilai dan norma sosial.

C. SIFAT TULISAN
  1. Karya tulis merupakan hasil karya penulis/tim sendiri, bukan merupakan hasil terjemahan atau plagiasi.
  2. Konten karya boleh mengambil bahasan dari karya yang telah dilombakan atau dipublikasikan dengan ketentuan harus ada pengubahan dan inovasi yang menjadi titik pembeda dengan karya sebelumnya.
  3. Karya dapat mengacu pada Al-Qur`an yang diintegrasikan dengan As-Sunnah, karya pemikiran ulama (kitab-kitab), dan sumber literatur mutakhir yang berkembang saat ini (buku, jurnal ilmiah, dan sumber lainnya).
  4. Karya tulis dapat berupa hasil telaah pustaka maupun penelitian.
  5. Penulisan dilakukan secara sistematis dan logis dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

D. KETENTUAN PESERTA
  1. Peserta lomba berusia 17-25 tahun yang beragama Islam dan berstatus sebagai pelajar, baik mahasiswa maupun siswa menengah atas.
  2. Peserta dapat berupa perorangan atau kelompok 2-3 orang dari institusi yang sama.
  3. Peserta diperbolehkan mengirimkan maksimal 3 karya tulis ilmiah.
  4. Peserta hanya diperbolehkan menjadi ketua pada satu karya tulis.

E. KETENTUAN KOMPETISI
  1. Setiap peserta wajib mengisi formulir pendaftaran yang dapat diunduh di Formulir Pendaftaran atau di fanpage Facebook LKTIA GID 1435 H.
  2. Tahap pendaftaran dan pengiriman karya tulis akan dibuka dari tanggal 28 Juni 2014 hingga 9 November 2014.
  3. Biaya registrasi sebesar 80.000/karya (sudah termasuk biaya cetak karya tulis 3 rangkap). Pembayaran dapat dilakukan ke No. Rekening BNI 0305131642 atas nama Wiwit Wijiastuti.
  4. Setelah melakukan pembayaran diharap melakukan konfirmasi via sms dengan format GID_Nama ketua tim_Nama perguruan Tinggi_3 Kata pertama judul karya tulis_tanggal pembayaran_jam pembayaran ke nomor 085711934092 atas nama Wiwit Wijiastuti.
  5. Setiap tim wajib mengirim karya tulis dalam bentuk softcopy dengan format Word (.doc atau .docx) atau PDF untuk ke email lktia.gid2014@gmail.com dengan subject email Nama ketua tim_Nama Institusi_3 Kata pertama judul karya tulis. Setelah melakukan pengiriman karya tulis, ketua tim harus melakukan konfirmasi ke panitia via sms dengan format Nama ketua tim_Nama Institusi_3 Kata pertama judul karya tulis ke nomor 085604703577 atas nama Nanda.
  6. Karya tulis yang dikirimkan juga menyertakan dokumen tambahan, yaitu: Scan/foto kartu tanda pelajar/mahasiswa setiap anggotanya dalam satu tim dengan format jpg, atau jpeg, Scan/foto bukti pembayaran, format jpg, atau jpeg, Formulir Pendaftaran yang telah diisi lengkap.
  7. Dewan juri terdiri dari berbagai kalangan dan berbagai disiplin ilmu yang berbeda.
  8. Juara-juara yang terpilih pada saat grand final merupakan peserta yang memiliki nilai tertinggi hasil kumulatif dari semua aspek penilaian yang dikategorikan dalam penilaian karya tulis.
  9. Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
  10. Ketentuan yang belum tercantum di atas akan diatur oleh panitia dikemudian hari.

F. TAHAP SELEKSI LKTIA GID 2014
Seleksi Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur`an GID 2014 dilaksanakan oleh dewan juri dengan tahap seleksi sebagai berikut:
1. Tahap I (Seleksi Karya Tulis Ilmiah Al-Qur`an)
Karya tulis ilmiah yang diajukan dalam bentuk softcopy akan diseleksi oleh dewan juri yang telah ditentukan panitia. Dalam tahapan ini akan dipilih maksimal 10 besar karya tulis terbaik yang akan diumumkan maksimal pada tanggal 11 November 2014 pukul 14:00 WIB untuk mengikuti tahap grand final.
2. Tahap II (Grand Final)
Peserta yang lolos pada tahapan seleksi Karya Tulis Ilmiah akan diinformasikan melalui
blog panitia geoislamicday.blogspot.com tanggal 11 November 2014.


G. HADIAH DAN PENGHARGAAN
  1. 50% dari seluruh peserta dengan skor karya tulis tertinggi akan mendapatkan piagam penghargaan sebagai semifinalist tingkat nasional (nama-nama semifinalist akan dicantumkan di blog panitia).
  2. 10 besar yang diundang untuk mempresentasikan karya tulisnya di Universitas Padjadjaran akan mendapat sertifikat sebagai grandfinalist tingkat nasional.
  3. 6 tim dengan skor akumulasi tertinggi akan mendapat hadiah dan penghargaan sebagai berikut:
    • Juara 1: Rp.3.000.000,00 + Trophy  + Piagam Penghargaan
    • Juara 2: Rp.2.000.000,00 + Trophy  + Piagam Penghargaan
    • Juara 3: Rp.1.200.000,00 + Trophy  + Piagam Penghargaan
    • Juara Harapan 1 : Rp.800.000,00 + Trophy  + Piagam Penghargaan
    • Juara Harapan 2 : Rp.700.000,00 + Trophy  + Piagam Penghargaan
    • Juara Harapan 3 : Rp.600.000,00 + Trophy  + Piagam Penghargaan

 H. KONTAK INFORMASI
Twitter: @GemaUnpad
Fanpage: LKTIA GID 1435 H
Contact Person:
Nanda Najih Habibil Afif: 085604703577
Fikri Abdulah: 085624115290
Wiwit Wijiastuti: 085711934092

I. LINK FORMULIR DAN BUKU PANDUAN
Formulir Pendaftaran Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur`an (LKTIA) Tingkat Nasional dapat dibuka di link berikut Formulir Pendaftaran

Buku Panduan Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur`an (LKTIA)
Tingkat Nasional dapat dibuka di link berikut Buku Panduan
     
     
J. Surat Undangan
Surat undangan (umum) untuk pelajar se-Indonesia


Surat Undangan (umum) untuk mahasiswa Se-Indonesia


Bagi calon peserta yang membutuhkan surat undangan secara khusus dari panitia kepada instansi asal bisa menghubungi CP: 085604703577 (Najih).

Syukron katsiiron

Selamat berkarya
Selamat mendalami ilmu Allah

Rabu, 18 Juni 2014

Coming Soon

COMING SOON
Antum memiliki jiwa kompetitif? Yuk akhi ukhti ikut:

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH AL-QUR`AN MAHASISWA NASIONAL
MUSABAQAH TILAWATIL QUR`AN MAHASISWA UNPAD
LOMBA FOTOGRAFI MAHASISWA UNPAD

InsyaAllah dalam waktu dekat akan segera di-launching.

Berlomba-lomba dalam kebaikan, Bukti nyata cinta pada Allah

Judul tulisan ini barangkali menyisakan satu pertanyaan besar di benak banyak orang; mungkinkah ada orang yang mau berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan? Bukankah sesuatu yang berlomba-lomba dikejar dan diminati kebanyakan orang adalah sesuatu yang ‘menggiurkan’ menurut pandangan mereka, misalnya harta benda, makanan lezat atau kedudukan duniawi?

Jawabanya, hal ini mungkin dan bahkan benar-benar nyata adanya. Coba amati dengan seksama firman Allah  berikut:

{إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ. وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لا يُشْرِكُونَ. وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ}
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena kepada Rabb mereka (Allah ). Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Rabb mereka (dengan sesuatu apapun). Dan orang-orang yang memberikan (bersedekah) apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itulah orang-orang (yang selalu) bersegera dan berlomba-lomba dalam (melakukan) kebaikan-kebaikan” (QS al-Mu’minuun: 57-61).

Juga firman-Nya:
{إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ}
“Sesungguhnya mereka (para Nabi dan Rasul ) adalah orang-orang yang selalu bersegera (berlomba-lomba) dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu) berdoa kepada Kami dengan berharap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ (dalam beribadah)” (QS al-Anbiyaa’: 90).
Merekalah orang-orang yang memiliki iman yang sempurna, sehingga keindahan iman benar-benar menghiasi hati mereka dan menjadikan mereka selalu berusaha untuk memperindah hiasan iman tersebut dengan amal-amal kebaikan. Sebagaimana Allah menyifati sempurnanya keindahan iman yang dimiliki oleh para Shahabat y dalam firman-Nya:
{وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْأِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ}
“Tetapi Allah menjadikan kamu sekalian (wahai para sahabat) cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah (seperti perhiasan) dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan perbuatan maksiat. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS al-Hujuraat:7).

Artinya : Allah  Dialah memberikan taufik kepadamu sehingga kamu mencintai keimanan, serta Dia menjadikan rasa cinta kepada-Nya indah di dalam hatimu dan paling kamu cintai melebihi segala sesuatu yang ada di dunia ini, maka dengan itu kamu semakin bersemangat melakukan segala perbuatan yang menumbuhkan dan menyempurnakan imanmu kepada-Nya.
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Allah  menjadikan hamba-hamba-Nya yang beriman cinta kepada keimanan, yaitu (dengan) menumbuhkan dalam hati mereka rasa cinta kepada-Nya…Maka dalam ayat ini Allah  mejelaskan bahwa Dia menumbuhkan di dalam hati hamba-hamba-Nya yang beriman dua hal; rasa cinta kepada-Nya dan indahnya rasa cinta kepada-Nya, yang ini semakin memotivasi (mereka) untuk semakin mencintai-Nya, serta Dia menumbuhkan di dalam hati mereka kebencian terhadap hal-hal yang bertentangan dengan keimanan, yaitu kekafiran, kefasikan dan perbuatan maksiat…”.
Inilah yang diisyaratkan oleh Rasulullah  dalam permohonan doa beliau :
« اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ »
“Ya Allah, hiasilah (diri) kami dengan perhiasan (keindahan) iman, serta jadikanlah kami sebagai orang-orang yang (selalu) mendapat petunjuk (dari-Mu) dan memberi petnjuk (kepada orang lain)”.

Ibadah dan ketaatan kepada Allah , kenikmatan tertinggi yang pantas untuk dikejar
Allah  berfirman:
{مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS ِan-Nahl:97).
Dalam ayat ini, Allah  menjanjikan bahwa amal kebaikan yang sesuai dengan petunjuk-Nya dan petunjuk Rasul-Nya  dan keimanan yang benar dalam hati seorang hamba merupakan sebab untuk meraih kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan dan kenikmatan di dunia, serta balasan yang lebih baik di akhirat kelak.
Oleh karena itu, karunia Allah  dengan menurunkan petunjuk kebaikan dalam agama Islam ini merupakan anugerah dan kenikmatan terbesar yang semestinya menjadi kebanggaan dan sebab kebahagiaan besar bagi umat Islam. Allah  berfirman:
{قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ}
“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka (orang-orang yang berilmu) bergembira (berbangga), kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa (kesenangan duniawi) yang dikumpulkan (oleh manusia)” (QS Yunus:58).
Dalam ayat ini Allah  memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar mereka merasa bangga (gembira dan bahagia) dengan anugerah yang Allah  berikan kepada mereka, dan Dia  menyatakan bahwa anugerah dari-Nya itu lebih indah dan mulia dari semua kesenangan dunia yang berlomba-lomba dikejar oleh kebanyakan manusia. ”Karunia Allah” dalam ayat ini ditafsirkan oleh para ulama ahli tafsir dengan “keimanan”, sedangkan “Rahmat Allah” ditafsirkan dengan “Al Qur-an”, yang keduanya (keimanan dan Al Qur-an) adalah ilmu yang bermanfaat dan amalan shaleh, sekaligus keduanya merupakan petunjuk dan agama yang benar (yang dibawa oleh Rasulullah).
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Kenikmatan (yang berupa) agama (iman) yang bergandengan dengan kebahagiaan dunia dan akhirat (jelas) tidak bisa dibandingkan dengan semua kenikmatan duniawi yang hanya sementara dan akan hilang”.
Maka dengan ini, kita memahami, mengapa Allah  dalam banyak ayat al-Qur’an selalu memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk bersegera dan berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan dan amal shaleh? Jawabnya tentu karena semua itu merupakan karunia Allah  terbesar yang pantas untuk dikejar.
Allah  berfirman:
{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ}
“Dan bersegeralah (berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” (QS Ali ‘Imraan: 133).
Dalam ayat lain, Allah  berfirman:
{فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ}
“Maka berlomba-lombalah kamu (dalam melakukan) kebaikan” (QS al-Baqarah: 148 dan al-Maidah: 48).
Juga dalam firman-Nya:
{وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ}
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang-orang (yang beriman) berlomba-lomba (untuk meraihnya)” (QS al-Muthaffifiin: 26).

Surga dunia yang hakiki
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Sesungguhnya di dunia ini ada jannnah (surga), barangsiapa yang belum masuk ke dalam surga di dunia ini maka dia tidak akan masuk ke dalam surga di akhirat nanti”.
Makna “surga di dunia” ini adalah kecintaan (yang utuh) dan ma’rifah (pengetahuan yang sempurna) kepada Allah  (dengan memahami nama-nama dan sifat-sifat-Nya dengan baik dan benar) serta selalu berzikir kepada-Nya, yang dibarengi dengan perasaan tenang dan damai (ketika mendekatkan diri) kepada-Nya, serta selalu mentauhidkan (mengesakan)-Nya dalam kecintaan, rasa takut, berharap, bertawakkal (berserah diri) dan bermuamalah, dengan menjadikan (kecintaan dan keridhaan) Allah  satu-satunya yang mengisi dan menguasai pikiran, tekad dan kehendak seorang hamba. Inilah kenikmatan di dunia yang tiada bandingannya yang sekaligus merupakan qurratul ‘ain (penyejuk dan penyenang hati) bagi orang-orang yang mencintai dan mengenal Allah .
Imam Ibnul Qayyim memaparkan hal ini lebih rinci, beliau berkata: “Cinta kepada Allah , mengenal-Nya (dengan memahami kandungan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna), selalu berzikir kepada-Nya, merasa tenang dan damai (ketika mendekatkan diri) kepada-Nya, mengesakan-Nya dalam mencintai, takut, berharap, berserah diri dan mendekatkan diri (kepada-Nya), dengan menjadikan semua itu satu-satunya yang menguasai pikiran, tekad dan keinginan seorang hamba, inilah surga dunia (yang sebenarnya) dan kenikmatan yang tiada taranya (jika dibandingkan dengan) kenikmatan (dunia). Inilah penyejuk hati hamba-hamba yang mencintai (Allah ) dan (kebahagiaan) hidup orang-orang yang mengenal-Nya”.
Inilah makna ucapan yang dinukil dari beberapa ulama salaf, seperti ucapan salah seorang dari mereka: “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?”, Ulama ini menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya”.
Ulama salaf yang lain berkata: “Seandainya para raja dan pangeran mengetahui (kenikmatan hidup) yang kami rasakan (dengan mencintai Allah  dan mendekatkan diri kepada-Nya), niscaya mereka akan berusaha merebut kenikmatan tersebut dari kami dengan pedang-pedang mereka”.
Gambaran yang disebutkan di atas tidaklah berlebihan dan mengherankan, karena dalam al-Qur-an dan hadits-hadits Rasulullah  sendiri, iman, cinta dan ibadah kepada Allah  dinyatakan sebagai sesuatu yang sangat indah dan nikmat. Bahkan dalam ayat yang kami sebutkan di awal tulisan ini, iman yang sempurna di dalam hati para Shahabat Rasulullah  digambarkan seperti perhiasan yang sangat indah.
Coba renungkan hadits Rasulullah  berikut ini: Dari Anas bin Malik t bahwa Rasulullah  bersabda: “Ada tiga sifat, barangsiapa yang memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman (kesempurnaan iman): menjadikan Allah dan rasul-Nya lebih dicintai daripada (siapapun) selain keduanya, mencintai orang lain semata-mata karena Allah, dan merasa benci (enggan) untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah sebagaimana enggan untuk dilemparkan ke dalam api”.
Arti “manisnya iman” dalam hadits ini adalah merasakan kenikmatan (ketika melaksanakan) ketaatan (kepada Allah ), tabah menghadapi segala kesulitan dalam agama dan lebih mengutamakan semua itu di atas semua perhiasan dunia.
Dalam hadits lain, Rasulullah  bersabda: “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah  sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad  sebagai rasulnya”.
Imam an-Nawawi – semoga Allah  merahmatinya – ketika menjelaskan makna hadits ini, beliau berkata: “Orang yang tidak menghendaki selain (ridha) Allah , dan tidak menempuh selain jalan agama Islam, serta tidak melakukan ibadah kecuali dengan apa yang sesuai dengan syariat (yang dibawa oleh) Rasulullah , tidak diragukan lagi bahwa barangsiapa yang memiliki sifat ini, maka niscaya kemanisan iman akan masuk ke dalam hatinya sehingga dia bisa merasakan kemanisan dan kelezatan iman tersebut (secara nyata)”.
Oleh karena itulah, Rasulullah  menggambarkan keindahan shalat, yang merupakan ibadah dan saat berjumpa hamba-hamba Allah  yang beriman dengan kekasih mereka yang maha mulia, Allah , sebagai kebahagiaan hati dan keindahan jiwa yang tiada taranya. Dari Anas bin Malik t bahwa Rasulullah  bersabda: “Allah menjadikan qurratul ‘ain (penyejuk/penghibur hati) bagiku pada (waktu aku melaksanakan) shalat”
Dalam hadits lain, Rasulullah  bersabda kepada Bilal t:
“Wahai Bilal, senangkanlah (hati) kami dengan (melaksanakan) shalat”


Selasa, 17 Juni 2014

Sekilas tentang Unpad

Universitas Padjadjaran (disingkat Unpad) adalah sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Universitas Padjadjaran memiliki dua kampus utama, yaitu Kampus Iwa Koesoemasoemantri di Dipati Ukur, Bandung dan Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Selain dua kampus tersebut, terdapat pula beberapa kampus yang tersebar di beberapa lokasi di area Kota Bandung antara lain Sekeloa, Singaperbangsa, Dago 4, Simpang Dago, Dago Atas, Dago Pojok, Banda, Cimadiri, Cisangkuy, Eikman, Pasirkaliki, Teuku Umar, dan beberapa tempat lainnya yang dimanfaatkan oleh beberapa unit di Unpad.

Pemilihan nama "Padjadjaran" yang digunakan diambil dari nama kerajaan Sunda, yaitu Kerajaan Padjadjaran, yang dipimpin oleh Raja Prabu Siliwangi atau Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Padjadjaran (1473-1513 M). Nama ini adalah nama yang paling terkenal dan dikenang oleh rakyat Jawa Barat, karena kemashuran sosoknya di antara raja-raja yang ada di tatar Sunda pada masa itu. Universitas Padjadjaran didirikan atas prakarsa para pemuka masyarakat Jawa Barat yang menginginkan adanya perguruan tinggi tempat pemuda-pemudi Jawa Barat memperoleh pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pemimpin di masa depan.

Setelah melalui serangkaian proses, pada tanggal 11 September 1957 Universitas Padjadjaran secara resmi didirikan melalui Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1957, dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 September 1957.
Pada awal berdirinya, Unpad memiliki 4 fakultas, saat ini telah berkembang menjadi 16 fakultas dan program pascasarjana. Program yang ditawarkan Unpad meliputi program doktor (S-3) terdiri dari 9 program studi, program magister (S-2) terdiri dari 19 program studi, 2 program spesialis, 5 program profesi, dan program sarjana (S-1) terdiri dari 44 program studi, program diploma III (D-3) terdiri atas 32 program studi dan program diploma IV (D-4) terdiri atas 1 program studi. Unpad juga memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) sebagai wadah untuk mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Lahirnya Universitas Padjadjaran merupakan puncak dari gerakan pencerdasan kehidupan masyarakat Jawa Barat yang sudah dirintis oleh beberapa tokoh, antara lain Raden Dewi Sartika, Siti Jenab, Ayu Lasminingsih, K.H. Abdul Halim, dan K.H. Hasan Mustofa.
Hasrat mencerdaskan kehidupan bangsa ini semakin kuat ketika kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Tokoh-tokoh masyarakat Jawa Barat berkeinginan keras agar generasi muda Jawa Barat dapat meningkatkan pendidikannya sampai jenjang perguruan tinggi. Keberadaan Institut Teknologi Bandung (ITB) kala itu dianggap kurang memadai. Selain karena pendidikan khusus di bidang teknik, juga dianggap tidak terlalu mendukung pendidikan Jawa Barat dan Bandung, karena ITB sudah merupakan perguruan tinggi nasional.
Masyarakat Jawa Barat ingin memiliki sebuah universitas negeri yang menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai bidang ilmu. Akan tetapi, karena situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif karena berkecamuknya Perang Kemerdekaan (1945-1949), perwujudan ke arah cita-cita itu terhambat. Pada tahun 1950-an tekad para tokoh masyarakat Jawa Barat untuk memiliki sebuah universitas negeri di Bandung semakin mengarah pada kenyataan, terutama setelah dipilihnya Kota Bandung sebagai tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 18-24 April 1955.
Pada tanggal 4-7 Nopember 1956 dengan sepengetahuan penguasa dan pemerintahan setempat di masa itu, pernah diadakan Kongres Pemuda Sunda di Bandung dan dihadiri oleh para utusan dari semua daerah Jawa Barat, termasuk Jakarta, dan juga dari Yogyakarta. Kongres ini bertujuan untuk mencari jalan konkret dan positif dalam turut serta menyelesaikan berbagai masalah yang pada saat itu berkecamuk di Tanah Sunda, termasuk gangguan keamanan yang dilakukan oleh gerombolan Kartosuwiryo, kehidupan sosial ekonomi yang dirasakan sangat sulit, dan kehidupan kebudayaan yang tertekan.
Melalui Surat Keputusan Nomor 91445/.CIII tanggal 20 September 1957, Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mengubah status dan fungsi Badan Pekerja Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri di Bandung menjadi Presidium Universitas Padjadjaran. Presidium ini dilantik oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 24 September 1957 di Gubernuran Bandung, yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, para presiden universitas negeri seluruh Indonesia, para pembesar sipil dan militer, para guru besar dan dosen.
Pada awal berdirinya Universitas Padjadjaran hanya memiliki 4 (empat) fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dua fakultas yang disebut pertama berasal dari Yayasan Universiitas Merdeka di Bandung; sementara fakultas yang disebut terakhir merupakan penjelmaan dari Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di Bandung. Keempat fakultas ini secara resmi pembentukannya didasarkann pada peraturan Pemerintah RI Nomor 37 Tahun 1957 tertanggal 24 September 1957.

Di masa-masa perjuangan dan perintisan pendiriannya, Universitas Padjadjaran dipimpin oleh sebuah presidium yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan. Pelantikan presidium ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 24 September 1957, bertempat di Gubernuran Jawa Barat, Jalan Otto Iskandar Dinata No. 1 Bandung. Presidium ini terdiri dari tokoh-tokoh kalangan pemerintah daerah dan masyarakat Jawa Barat. Kepemipinan Universitas Padjadjaran oleh Presidium hanya berlangsung satu setengah bulan. Selanjutnya pada tanggal 6 November 1957 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 154/M tanggal 1 Oktober 1957 pimpinan Universitas Padjadjaran diserahterimakan dari Presidium kepada Prof.Mr.Iwa Kusuma Sumantri yang diangkat menjadi Presiden Universitas Padjadjaran.

Untuk mambantu kelancaran tugas pimpinan universitas, pada tanggal 20 Februari 1958 dibentuk Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran dengan ketua Prof.Mr.Iwa Kusuma Sumantri yang dibantu oleh beberapa orang pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat Jawa Barat. Pembentukan yayasan ini pun dimaksudkan untuk memberikan dukungan serta bantuan moral dan material bagi pembina Universitas Padjadjaran dan penghubung antara universitas masyarakat. Pada tanggal 30 Agustus 1958, pemerintah juga melantik Dewan Kurator Universitas Padjadjaran dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Nomor 8295/S, tanggal 22 Agustus 1958. Dewan ini bertugas membantu pemerintah dalam pemeliharaan dan pembinaan Universitas Padjadjaran. Pada 18 September 1960, dibuka Fakultas Pendidikan Jasmani (FPJ) sebagai perubahan dari Akademi Pendidikan Jasmani. Pada tahun 1963-1964, FPJ dan FKIP melepaskan diri dari Unpad dan masing-masing menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga dan Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP, sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).

Tahun 1961, Prof.Mr.Iwa Kusumasumantri diangkat menjadi Menteri PTIP. Oleh karena iitu, Presiden Universitas Padjadjaran untuk sementara waktu dijabat oleh Prof. drg. R. G. Soeria Soemantri, M.P.A., F.A.C.D., M.R.S.H. (September 1961 s.d. Juni 1962) dengan Drs. Muchtar Affandi sebagai sekretaris. Selanjutnya Prof. drg. R. G. Soeria Soemantri dikukuhkan sebagai Presiden Universitas Padjadjaran untuk periode 1962-1964. Pengukuhan ini diikuti juga dengan perubahan struktur organisasi Universitas Padjadjaran, yaitu jabatan Sekretaris I dan II diubah menjadi Kuasa Presiden I, II dan III. Sejak tahun 1963, keorganisasian di Universitas Padjadjaran mengalami perubahan lagi, yaitu sebutan Presiden Universitas Padjadjaran menjadi Rektor Universitas Padjadjaran, dan Kuasa Presiden menjadi Pembantu Rektor. Sejalan dengan perkembangan pendidikan/ilmu pengetahuan maka pada tanggal 22 September 1973, Rektor/Ketua Senat Guru Besar dengan Surat Keputusan Nomor 30/Kep/Universitas Padjadjaran. Kebijakan ini disusul oleh Surat Keputusan Rektor Nomor 75/Kep/Universitas Padjadjaran/73 tentang Struktur, Organisasi, Wewenang dan Tatakerja dalam Lingkungan Universitas Padjadjaran.

Pada perkembangan selanjutnya struktur, organisasi, wewenang dan tatakerja dalam lingkungan Universitas Padjadjaran mengalami berbagai perubahan yang menyesuaikan dengan tuntutan dan situasi kekinian dunia pendidikan.